Minggu, 14 Oktober 2012

PRINSIP, KARAKTERISTIK DAN ASUMSI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN



PRINSIP, KARAKTERISTIK DAN ASUMSI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

A.      PENDAHULUAN

 Terdapat banyak ragam pengertian tentang pendidikan kejuruan dalam pembicaraan sehari-hari. Menurut Undang-Undang Pendidikan Nasional (UUSPN) no. 20 tahun 2003 ”pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu dan siap pula melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Berikut adalah di antara pengertian dan tujuan pendidikan kejuruan dari berbagai sumber dan pakar pendidikan.
·      Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3
·      Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya (Snedden, 1917:8)
·      Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah bagian dari pendidikan yang mencatak individu agar dia dapat bekerja pada kelompok tertentu (Evan, 1978).
·      Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah suatu program yang berada di bawah organisasi pendidikan tinggi yang diorganisasikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja (Good, 1959).
·      United Congres 1976: Vocational education as organized educational program which are directly related to the preparation of individuals for paid and unpaid employment, or for additional preparation for a career requiry other than a baccalaureate of advance degree.
Dari berbagai definisii di atas dapat kita kemukakan bahwa pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif  dan professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. 
B.   PRINSIP, KARAKTERISTIK DAN ASUMSI PTK
1.       Prinsip Penyelenggaraan PTK antara lain :
Pelaksanaan pendidikan kejuruan yang berbeda dengan pendidikan umum memiliki prinsip dalam penyelenggaraannya antara lain :

a)       PTK akan efektif  jika lingkungan peserta didik dilatih seperti replica di lingkungan kerja.
Untuk menciptakan suatu suasana belajar yang mirip dengan dunia kerja dan dunia industri, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan prasarana. Ketersediaannya bengkel yang lengkap dengan alat dan bahannya akan memberikan pengalaman belajar yang hampir sama dengan di lapangan sehingga ketika peserta didik  berinteraksi langsung dengan dunia industri, telah memiliki kemandirian dan keterampilan kerja sesuai yang diharapkan. Untuk membuat suatu replica sesuai lingkungan kerja, maka diperlukan biaya yang besar sehingga kami yakin bahwa tidak semua sekolah kejuruan dapat melakukan hal tersebut karena masalah pendanaan. Oleh karena itu, kerjasama dengan industri sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Misalnya menerima peserta didik

b)       PTK akan efektif  Jika diberikan tugas dengan cara, alat dan tempat kerja  seperti di dudi.
Sarana Prasarana belajar mengajar dan praktikum di SMK harus berstandar dan selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga bermafaat bagi peserta didik.Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah.

c)       PTK  efektif  jika latihan dapat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir dengan benar.
Menurut Brooks&Broks , 2001 dalam john,2008 dalam dedy: 2010 bahwa dalam pandangan konstruktivis, guru bukan sekedar memberi informasi ke pikiran anak, akan tertapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung dan berfikir secara kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru merupakan fasilitator serta harus senantiasa memberi bimbingan motivasi kepada anak untuk selalu menjadi orang yang baik dalam hal ini mencakup tiga hal pokok yaitu, baik dalam pendidikan yaitu menguasai pengetahuan, keterampilan(skill), baik dalam kehidupan social yaitu senantiasa berfikir maju, jujur, berdisiplin tinggi, serta baik terhadap sang maha pencipta yaitu  beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa sehingga segala sesuatu yang ia lakukan senantiasa berlandaskan pada etika dan dan agama yang akan memlahirkan sutu perbuatan/tindakan/ sikap yang baik dan benar.

d)       PTK akan efektif  jika gurunya memiliki pengalaman dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada orasi kerja yang riil
Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan merupakan salah satu hal yang fundamental  untuk memperoleh kualitas sesuai dengan yang diharapkan. Para tenaga pendidik kejuruan harus menguasai dan memahami konsep Pedagogik Kejuruan). Selain itu, mereka juga harus memiliki pengalaman mengajar dan pengatahuan tentang dunia kerja serta memiliki keahlian di bidangnya. Dengan memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (mampu mendesain strategi pembelajaran berlandaskan kurikulum yang telah disempurnakan bersama-sama pemerintah dan industry. Kemampuan  Pedagogik bukan hanya suatu konsep yang diterapkan secara teoritis tetapi juga menggunakan dan mengembangkannya melalui pembelajaran yang dilakukan di bengkel/ lab. Sehingga para peserta didik tetap dikendalikan dengan konsep Pedagogik yang benar sesuai dengan semangat dan jiwa dari suatu jenis pekerjaan. Sehingga dalam proses belajar mengajar, peserta didik seakan merasa bahwa mereka berada dalam lingkungan industry yang nyata.

e)       PTK harus memperhatikan  permintaan pasar
Sekolah  Menengah  Kejuruan  (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada peserta didik pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam kariernya sepanjang hayat. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan diorientasikan pada permintaan pasar kerja. Orientasi berdasarkan permintaan pasar dapat dilakukan dengan pengembangan kurikulum yang mempertimbangan perkembangan dunia industri.

f)        PTK dilaksanakan dengan metode berbasis  realitas (work based learning)
Work-Based Learning (WBL) adalah bentuk pembelajaran kontekstual dimana proses pembelajaran dipusatkan pada tempat kerja dan meliputi program yang terencana dari pelatihan formal dan mentoring, dan pencarian pengalaman kerja yang mendapatkan gaji. WBL secara ekspresif menggabungkan antara pengetahuan teori dengan pengetahuan praktik, WBL percaya bahwa tempat kerja menawarkan kesempatan yang banyak untuk belajar seperti di ruang kelas. Sistem magang merupakan salah satu bentuk WBL. Dalam sistem ini peserta didik belajar dengan seorang ahli atau maestro melalui pengamatan dan imitasi perilaku dan cara kerjanya dengan intens sehingga bisa mendapatkan pengalaman spesifik.

g)       PTK akan efektif  dengan administrasi dan pengelolaannya  fleksibel dan berbasis kebutuhan
Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat  tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”. Jadi apabila  program  keahlian  tertentu  dibutuhkan  oleh  industri,  maka  perlu  dibuka program  keahlian  baru  dan  jika  lulusan  dari  program  keahlian  tersebut  sudah  tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian  tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

h)       Membutuhkan biaya yang besar  tetapi kalau tidak terpenuhi, sebaiknya tidak dipaksakan
Sebesar-besarnya anggaran yang ada tentu tidak dapat memenuhi semua perkembangan kebutuhan sarana prasarana SMK yang mengikuti pertumbuhan jumlah peserta didik SMKnya. untuk mempercepat penetrasi pemerataan ke setiap SMK yang muncul, perlu inovasi bagaimana dapat menciptakan sarana prasaran yang murah. Karena pemerintah belum sepenuhnya mampu memberikan fasilitas yang lengkap sesuai yang ada di dunia industri, maka kerjasama antara dunia industri dan dunia SMK menjadi salah satu jawaban, dimana terdapat sharing resources untuk beberapa keperluan yang selama ini berjalan masing2. Sehingga ada efisiensi biaya produksi dan pemasaran yang “cukup sangat signifikan sekali”.

Oleh karena itu harus ada kerjasama “seluas-luasnya, kepada semua institusi terkait, Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk bersama-sama menciptakan perekonomian indonesia yang lebih baik, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat indonesia melalui Pengembangan Industri berbasis SMK. Hal ini dapat saling membantu antara pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.

i)         PTK akan efektif  bila digunakan guru outsourcing yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tertentu
Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi sekolah akan banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Tenaga  pendidik  dan  laboran  di  SMK  harus  benar  –  benar mempunyai  keahlian baik  teori maupun praktek  serta  selalu dapat mengikuti perkembangan pendidikan  serta  teknologi dan merupakan tenaga perdidik yang bersertifikat. menggunakan guru outsourcing yang benar benar menguasai seluk beluk pekerjaan, alat, bahan dan lingkungan dunia industri akan memberikan pemahaman konsep terhadap peserta didik tentang apa yang akan mereka lakukan ketika sampai di industri sehingga peserta didik betul betul telah siap bekerjja. Hal ini akan memberikan penghematan terhadap industri karena dapat mengurangi biaya dan tenaga dalam melakukan training  terhadap tenaga kerja baru.

2.       Karakteristik Pendidikan Kejuruan

Substansi dari pendidikan kejuruan harus menampilkan karakteristik pendidikan kejuruan yang tercermin dalam aspek-aspek yang erat dengan perencanaan kurikulum, yaitu :

a. Orientasi (Orientation)
Kurikulum pendidikan kejuruan telah berorientasi pada proses dan hasil atau lulusan. Keberhasilan utama kurikulum pendidikan kejuruan tidak hanya diukur dengan keberhasilan pendidikan peserta didik di sekolah saja, tetapi juga dengan hasil prestasi kerja dalam dunia kerja. Finch dan Crunkilton (1984 : 12) mengemukakan bahwa : Kurikulum pendidikan kejuruan berorientasi terhadap proses (pengalaman dan aktivitas dalam lingkungan sekolah) dan hasil (pengaruh pengalaman dan aktivitas tersebut pada peserta didik).

b. Dasar kebenaran/Justifikasi (Justification)
Pengembangan program pendidikan kejuruan perlu adanya alasan atau justifikasi yang jelas. Justifikasi untuk program pendidikan kejuruan adalah adanya kebutuhan nyata tenaga kerja di lapangan kerja atau di dunia usaha dan industri. Dasar kebenaran/justifikasi pendidikan kejuruan menurut Finch dan Crunkilton (1984 : 12), meluas hingga lingkungan sekolah dan masyarakat. Ketika kurikulum berorientasi pada peserta didik, maka dukungan bagi kurikulum tersebut berasal dari peluang kerja yang tersedia bagi para lulusan.

c. Fokus (Focus)
Fokus kurikulum dalam pendidikan kejuruan tidak terlepas pada pengembangan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu, tetapi harus secara simultan mempersiapkan peserta didik yang produktif. Finch dan Crunkilton (1984 : 13) mengemukakan bahwa : Kurikulum pendidikan kejuruan berhubungan langsung dengan membantu siswa untuk mengembangkan suatu tingkat pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai yang luas. Setiap aspek tersebut akhirnya bertambah dalam beberapa kemampuan kerja lulusan. Lingkungan belajar pendidikan kejuruan mengupayakan di dalam mengembangkan pengetahuan peserta didik, keahlian meniru, sikap dan nilai serta penggabungan aspek-aspek tersebut dan aplikasinya bagi lingkkungan kerja yang sebenarnya. Seluruh kemampuan tersebut di atas, dapat dikuasai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang diberikan, yaitu berupa rangsangan yang diaplikasikan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mengajar di sekolah maupun situasi kerja yang sebenarnya pada dunia usaha atau industri (pembelajaran di dunia kerja). Dari hasil belajar atau kemampuan yang telah dikuasai diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan diri peserta didik, sehingga mereka mampu bekerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri.

d. Standar keberhasilan di sekolah (In-school success standards)
Kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan diukur dari keberhasilan peserta didik di sekolah, mengenai beberapa aspek yang akan dia masuki. Penilaian keberhasilan pada peserta didik di sekolah harus pada penilaian sebenarnya atau kemampuan melakukan suatu pekerjaan. Dengan kata lain bahwa dalam standar keberhasilan sekolah harus berhubungan erat dengan keberhasilan yang diharapkan dalam pekerjaan, dengan kriteria yang digunakan oleh guru dengan mengacu pada standar atau prosedur kerja yang telah ditentukan oleh dunia kerja (dunia usaha dan dunia industri).

e. Standar keberhasilan di luar sekolah (Out-of school success standards)
Penentu keberhasilan tidak terbatas pada apa yang terjadi di lingkungan sekolah. Standar keberhasilan di luar sekolah berkaitan dengan pekerjaan atau kemampuan kerja yang biasanya dilakukan oleh dunia usaha atau dunia industri. Menurut Starr (1975), bahwa : Walaupun standar keberhasilan beragam antar sekolah dan antar Negara, tetapi keberhasilan tersebut seringkali mengambil bentuk kepuasan pegawai dengan keahlian lulusan, suatu persentase tinggi lulusan yang mendapatkan pekerjaan di bidang persiapan atau dalam bidang yang berhubungan, kepuasan kerja lulusan, kemajuan yang dialami lulusan. Sebagai contoh, untuk menentukan keberhasilan di luar sekolah yang sudah dilakukan pada SMK adalah dengan dilaksanakannya uji level untuk kelas X dan XI, serta uji kompetensi untuk kelas XII yang dilakukan oleh dunia usaha atau industri berdasarkan standar kompetensi nasional sesuai bidang keahlian. Standar kelulusan di luar sekolah (out-of school success standards) dilakukan oleh dunia usaha dan industri yang mengacu pada standar kompetensi sesuai bidang keahlian atau produk yang dihasilkan oleh masing-masing industri.

f. Hubungan kerja sama dengan masyarakat (School-community relationships)
Suatu usaha pendidikan harus berhubungan dengan masyarakat, demikian pula dengan pendidikan kejuruan memiliki tanggung jawab di dalam mempertahankan hubungan yang kuat dengan berbagai bidang keahlian yang berkembang di masyarakat. Pengertian msyarakat yang dimakasud adalah dunia usaha dan dunia industri. Penyelenggaraan pendidikan kejuruan harus relevan dengan tuntutan kerja pada dunia usaha atau industri, maka masalah hubungan antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha atau industri merupakan suatu ciri karakteristik yang penting bagi pendidikan kejuruan. Perwujudan hubungan timbal balik berupa kesediaan dunia usaha atau industri, menampung peserta didik untuk mendapat kesempatan pengalaman belajar di lapangan kerja atau industri, merpakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.

g. Keterlibatan pemerintah pusat (Federal involvement)
Keterlibatan pemerintah pusat ini berkaitan dengan dana pendidikan yang akan dialokasikan, karena hal ini akan mempengaruhi kurikulum. Misalnya : Ketentuan jam pengajaran kejuruan tertentu dan jenis perlengkapan tertentu yang digunakan di bengkel atau laboratorium dapat membantu perkembangan suatu tingkat kualitas yang lebih tinggi.

h. Kepekaan (Responsivenenss)
Komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja, pendidikan kejuruan harus mempunyai ciri berupa kepekaan atau daya suai terhadap perkembangan masyarakat pada umumnya, dan dunia kerja pada khususnya. Perkembangan ilmu dan teknologi, inovasi dan penemuan-penemuan baru di bidang produksi dan jasa, besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan kejuruan. Untuk itulah pendidikan kejuruan harus bersifat responsif proaktif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, dengan upaya lebih menekankan kepada sifat adaptabilitas dan fleksibilitas untuk menghadapi prospek karir peserta didik dalam jangka panjang.

i. Logistik
Kurikulum pendidikan kejuruan dalam implementasi kegiatan pembelajaran perlu didukung oleh fasilitas beajar yang memadai, karena untuk mewujudkan situasi belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik. Bengkel kerja dan laboratorium adalah kelengkapan utama dalam sekolah kejuruan yang harus ada sebagai fasilitas bagi peserta didik di dalam mengembangkan kemampuan kerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri. Kebutuhan untuk koordinasi program kejuruan yang bekerja sama dengan industri di masyarakat, berhubungan erat untuk menjalin dan mempertahankan pusat kerja bagi peserta didik menunjukkan suatu susunan unit permasalahan logistik.

j.  Pengeluaran (Expense)
Pengeluaran rutin sebagai biaya pendidikan pada pendidikan kejuruan yang menunjang kegiatan pembelajaran, mencakup biaya listrik, air, pemeliharaan dan penggantian peralatan, biaya transportasi ke lokasi/industri (tempat praktek kerja/magang) yang jauh dari sekolah. Di samping itu, peralatan harus diperbaharui secara periodik juga guru berharap untuk memberikan pengalaman belajar yang sebenarnya bagi peserta didik sebagaimana layaknya di industri, maka ini bisa menjadi mahal. Yang terakhir yang juga harus menjadi perhatian adalah pembelian bahan habis sebagai bahan praktikum yang digunakan secara rutin sesuai dengan program keahlian yang dikembangkan pada SMK masing-masing. Dari uraian mengenai karakteristik pendidikan kejuruan yang disarikan dari Finch dan Crunkilton (1984) di atas, dapat dijadikan acuan di dalam pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan di Indonesia. Kurikulum pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indoneisa seyogianya mengacu pada karakteristik sebagai berikut :
  • Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja
  • Pendidikan kejuruan didasarkan atas kebutuhan dunia kerja
  • Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
  • Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada “hands-on” atau performance dalam dunia kerja 
  • Hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci keberhasilan pendidikan kejuruan
  • Pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi
  • Pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada “learning by doing” 
  • Pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktek sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri
3.    Asumsi PTK adalah :

Adapun Asumsi dalam penyelenggaraan PTK antara lain :

a)       PTK dapat mengembangkan tenaga kerja yang marketable
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap kerja baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan tertentu. PTK yang merupakan salah satu institusi yang menyiapka tenaga kerja dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh sekolah, masyarakat dan dunia industri. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya, memiliki adaptasi dan daya saing yang tinggi. Untuk dapat mengembangkan tenaga kerja yang dapat bersaing di pasar industri, maka perlu pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan industri, yang didukung oleh sarana dan prasarana praktikum yang memadai.

b)       PTK didesain untuk menguasai keterampilan dasar yang essensial untuk dapat berkompetensi di DUDI.

Pendidikan  sistem  ganda  (PSG)  adalah  konsep  belajar  dan  bekerja  dimana pelatihan pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan kompetensi untuk proses yang berhubungan dengan bekerja.  Perusahaan bersedia  bekerja  sama  dalam  program  PSG  ini  dikarenakan  ada  beberapa  alasan  dan keuntungan  yaitu  dengan  memberikan  training  maka  keberadaanya  dinyatakan  sebagai lembaga  yang  mmeberikan  pertimbangan  untuk  penawaran  pelatihan  yang  dapat langsung dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa praktisi secara  langsung dapat memperoleh hasil dari perusahaan.

c)       Tidak ada dualisme antara Pendidikan kejuruan dan pendidikan umum
Dualisme pendidikan kejuruan adalah mengarahkan peserta didik  dalam pencapaian kompetensi/ skill untuk menjadi tenaga kerja siap pakai, dilain pihak menuntut peserta didik dapat menguasai pelajaran umum untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini merupakan suatu  yang pro kontra. ada yang menerima dengan baik tetapi tidak sedikit pula yang menentang. Dualisme pendidikan akan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan  menentukan pilihan, apakah akan melanjutkan ke pendidikan tinggi ataukah langsung terjun di dunia kerja. Konsekwensinya, penataan pendidikan di sekolah kejuruan seimbang antara antara pelajaran kejuruan dengan pelajaran umum. Dalam artian tujuan pendidikan kejuruan tibdaklah focus, Bahkan jam pelajaran umum cenderung lebih banyak dari jam pelajaran kejuruan. Hal ini dapat membuat orang berasumsi bahwa apa bedanya SMK dengan SMU yang dibekali dengan muatan local. Oleh karena itu, sebaiknya pendidikan kejuruan lebih berfokus kepada pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya adalah memproduksi peserta didik siswi yang siap  bekerja yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu. Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

d)       PTK didesain berbasis masafe konomi oleh kanena itu sangat berperan dan pertumbuhan ekonomi  nasional
Lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan/ life skill yang dapat membawanya ke kehidupan yang lebih baik yaitu memperoleh pekerjaan pada industry atau mendirikan usaha mandiri untuk menghasilkan uang. Tenaga terampil yang dicetak oleh SMK  merupakan investasi besar dalam mengembangkan perekonomian bangsa. Herdi, 2009, 10th yang lalu ternyata China lebih terpuruk dibanding kondisi di Indonesia pada tahun 90an. Namun kondisi sekarang jauh lebih baik, dibanding Indonesia. Cukup jauh. Apa gerangan yang menyebabkannya? Bila dipelajari, salah satu kebijakan pemerintahan China yang mendukung perkembangan industri di China adalah adanya pengembangan Vocational School yang disupport oleh pemerintahan untuk menjadi cikal bakal industri-industri rumahan. Vocational School dberikani support penuh oleh Pemerintah China agar berkembang menjadi sebuah pabrik/industri. Industri-industri yang ada diminta berpartner dengan Vocational School Industri. SDM nya terdiri dari peserta didik2 yang dilatih dengan real praktek (learning by doing) dan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Sehingga berjalan dengan waktu, China yang semula mempunya produk2 yang dikenal dengan kualitasnya yang kurang baik (ini dikarenakan merupakan hasil produksi yang baru mulai/tahap belajar) namun kemudian beriring dengan waktu adanya improvement yang berkelanjutan, akhirnya China dapat membuat produk dengan kualitas nomor 1. Sekarang China menjadi tempat produksi segala jenis manufaktur/industri produk dari sebagian besar merk terkenal di dunia, apakah itu produk jepang, jerman, amerika dll dari mulai otomotif (motor, mobil), it (laptop, pc, dll), dll semua dibuat oleh di china yang notabene merupakan hasil dari pengembangan vocational school industri yang didukung pemerintah dan industrinya.

e)       PTK seharusnya dievaluasi berdasarkan efisiensi ekonomi, relevansi dan kecepatan mendapatkan pekerjaan
Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return) dari hasil pendidikan kejuruan. Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik. Relevansi sekolah kejuruan adalah seberapa besar lulusannya dibutuhlkan oleh dunia usaha dan dunia industri. Sekolah kejuruan harus benar – benar dievaluasi seberapa besar kontribusinya terhadap relevansi lulusan terhadap dunia kerjadan terhadap perkembangan ekonomi. Sekolah kejuruan yang sinergis dengan dunia industry dapat dilihat dengan lulusannya yang terserap di dunia industri  dengan cepat sesuai dengan bidang keahliannya.

f)        PTK hendaknya diarahkan untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungannya
Untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungan/ daerah sendiri, Seharusnya pemerintah daerah dengan kekuasaan otonominya mengetahui dengan pasti apa keunggulan daerahnya. Berdasarkan produk keunggulan daerahnya, maka dibangun kompetensi sumber daya manusianya. Misalnya di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya, maka pemerintah daerah fokus pada pembangunan Kompetensi keahlian yang berbasis pariwisata. Di Jawa Tengah yang terkenal sebagai pusat budaya dan juga kerajinan furniture, dibangun kompetensi yang berbasis kerajinan furniture. Di Papua yang kaya emas dan juga kayunya, dibangun komptensi keahlian emas dan kayu. Dengan demikian terbentuk suatu keahlian yang khusus, unik dan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Jika selama ini kita masih sibuk menghabiskan anggaran untuk membangun infra struktur, misalnya gedung, sekolah dan perlengkapannya atau mengundang investor membangun industri di daerah. Maka sudah saatnya investasi kita arahkan untuk pembangunan sumber daya manusianya dulu. Tanpa kompetensi. tanpa adanya “link and match” antara pendidikan dan dunia industri, maka segala peralatan, gedung dan investasi menjadi tidak maksimal dan sia-sia.Berapa banyak gedung sekolah dengan segala peralatannya yang canggih tidak berfungsi dengan baik, karena tidak ada tenaga ahli yang dapat menjalankannya. Sudah saatnya kita bekerjasama membangun kompetensi unggulan daerah. Anggaran pendidikan yang begitu besar seharusnya juga diberikan kepada lembaga pelatihan industri yang sudah terbukti berhasil, misalnya untuk mendidik tenaga kerja yang trampil dibidang otomotif, tidak perlu membangun sekolah otomotif sendiri, tapi serahkan dana tersebut misalnya kepada ASTRA group untuk mengembangkan lembaga pelatihan otomotifnya. Untuk mencetak tenaga ahli elektronik, berikan anggaran kepada Panasonic Gobel misalnya untuk memperkuat lembaga pelatihan elektronik yang selama ini hanya untuk melayani kebutuhan internal.

g)       PTK di tingkat pendidikan menegah bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pemula
Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah “link and Match” antara keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia industri. Bedanya setiap tahun besarnya “gap” itu semakin diperkecil dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikannya. Jepang saja sebagai negara industri yang sangat maju masih ada “mis-match” dalam penempatan tenaga kerjanya.Hal ini diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja angkatan muda untuk melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau di UKM (Usaha Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka ketrampilan bekerja seseorang menjadi meningkat.

h)       PTK adalah system pendidikan untuk menata system perekonomian nasional.
Pendidikan kejuruan merupakan upaya mewujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. Dalam kerangka ini, dapat dikatakan bahwa lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia  semata mata sebagai factor produksi karena pembangumnan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga ne gara  yang baik dan bertanggung jawab  serta produktif.  Semakin tinggi kwalitas pendidikan dan pelatihan seseorang, akan semakin produktif orang tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas nasional dan meningkatkan daya saing tenaga kerja di pasar global.

C.    MODEL PENYELENGGARAAN PTK BERBASIS KEBUTUHAN

Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial. Mohammad ali, 2009, mengemukakan bahwa Sekurang- kurangnya ada tiga dimensi pokok yang menjadi tantangan bagi SMK secara regional maupun nasional yaitu :
1.    Implementasi program pendidikan harus berfokus pada pendayagunaan potensi sumber daya local, dengan mengoptimalkan kerjasama  secara intensif dengan institusi pasangan
2.    Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pendekatan yang fleksibel sesuai dengan kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kompetensi yang diperoleh peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan memiliki adaptasi yang tinggi
3.    Program pendidikan beljar tuntas dengan melibatkan peran aktif dan partisipatif para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk optimalisasi peran pemerintah daerah untuk merumuskan pemetaan kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya sebagai input bagi SMK dalam penyelenggaraan diklat berkelanjutan. Pendayagunaan potensi sumber daya local, dengan pelaksanaan kurikulum serta kerjasama dari pemerintah daerah harus seiring sejalan dalam rangka membuka peluang lebar pengembangan SMK sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas, SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam. Seperti diketahui, bahwa investasi dan pembiayaan operasional terbesar yang dilakukan oleh pemerintah dalam pendidikan kejuruan adalah pada sistem SMK. Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat  tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”. Penutupan suatu institusi SMK hanya dimungkinkan jika secara hukum tidak dapat dipertahankan atau karena adanya tuntutan masyarakat yang sama sekali tidak dapat dipertahankan atau dihindari. Namun pada dasarnya, tidak ada alasan untuk menutup SMK selama institusi tersebut masih dapat menjalankan peran dan fungsi serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.pengembangan (pembukaan) program  keahlian  SMK  harus  Link  and  Match  dengan  kebutuhan  pasar  kerja. link and match pada dasarnya adalah supplay-demand dalam arti luas, yaitu dunia pendidikan sebagai penyiapan SDM, dan individu, masyarakat, serta dunia kerja sebagai pihak yang membutuhkan. Ada empat aspek kebutuhan yang perlu diantisipasi oleh pendidikan, yaitu (a) kebutuhan pribdai atau individu, (b) kebutuhan keluarga, (c) kebutuhan masyarakt/bangsa, dan (d) kebutuhan dunia kerja atau dunia usaha.Untuk menciptakan link and mach antara pendidikan dan dunia kerja/ usaha/industri,diperlukan usaha-usaha secara reciprocal antara kedua pihak. Dunia kerja/usaha/idustri dituntut untuk lebih membuka diri terhadap pendidikan, baik dalam arti sikap maupun tindakan nyata termasuk menjadi menjadi tempat magang dan praktek lapangan bagi para peserta didik. Di pihak lain, dunia pendidikan dituntut untuk melakukan konsolidasi mulai tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya sehingga kebijakan ini mempunyai arti yang maksimal, sesuai dengan tujuannya. Adapun strategi dasar implementasi untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam link and match adalah :1. Menggiatkan kunjungan lapangan dan praktek lapangan sebagai bagian integral kurikulum 2. Meningkatkan program magang di dunia usaha/industri 3. Meningkatkan jumlah dan mutu sarana, prasarana, dan tenaga 4. Meningkatkan daya tarik SMK sebagai pilihan yang mempunyai prospek yang baik untuk masa depan. Kegiatan kunjungan ke industri akan memberikan informasi mengenai perkembangan industri, tenaga kerja yang sangat dibutuhkan dan yang kurang dibutuhkan saat ini. Jadi apabila  program  keahlian  tertentu  dibutuhkan  oleh  industri,  maka  perlu  dibuka program  keahlian  baru  dan  jika  lulusan  dari  program  keahlian  tersebut  sudah  tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian  tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

D.    KESIMPULAN

Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif  dan professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan vokasi melayani sistim ekonomi, sistim sosial, dan politik. Meskipun pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistim pendidikan secara keseluruhan, namun tentu mempunyai kekhususan atau karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pendidikan yang lain. Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan pendidikannya saja, tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat kaitannya dengan perencanaan kurikulum. Oleh Karena itu, prinsip, karakteristik dan asumssi tidak boleh diabaikan pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan kejuruan.
Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial.


E.    DAFTAR PUSTAKA

Ahmad rizal,dkk.2009. Dari guru konvensional menuju guru professional. 2009.
Deddy W.S 12 Oktober 2010 http://www.smkn2pandeglang.net Oleh: dasmanjohan | November 4, 2010
Depdiknas.2006. Kurikulum SMK edisi 2006.Herdi.2009.
Bangun dunia dari diri kita.http://herdiana.blog.com/2009/01/29/industri-berbasis-smk-harga-mati-bagi-home-industri-indonesia/
Murniaty, Nasir. Manajemen strategic dalam pemberdayaan SMK. Perdana Publishing.
Mohammad ali, 2009. Pendidikan untuk pembangunan nasional. PT Grasindo.2009
Nurkholis.2003. Manajemen berbasis sekolah, teori model dan aplikasi.
Pardjono.2011. Makalah. Peran Industry dalam pengembangan SMK.
Wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung.
Fajar Hendro. Arahan  pengembangan  sekolah  menengah  Kejuruan bisnis dan manajemen berbasis sektor  Perdagangan di kabupaten tulungagung. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10251-Paper.pdf
Ilmu dan aplikasi pendidikan. Tim pengembang ilmu pendidikan FIP UPI. 2007. Grasindo.http://books.google.co.id/books?id=B35Cf_WXgp4C&pg=PA383&dq=kesuksesan+pendidikan+kejuruan&hl=id&ei=os6HToDNBIvJrAeplZGfBQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CD4Q6AEwAw#v=onepage&q&f=fals
Chief Editor on February 7th, 2009 .Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dunia pendidikan. http://indosdm.com/link-and-match-keterkaitan-dunia-industri-dan-dunia-pendidikan
Kumpulan Ilmu | Seputar Informasi Terkini © | Template by Blogger Templates Gallery Edit by Kang Nas Powered by Blogger and Google