PRINSIP, KARAKTERISTIK DAN ASUMSI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
A.
PENDAHULUAN
Terdapat
banyak ragam pengertian tentang pendidikan kejuruan dalam pembicaraan
sehari-hari. Menurut Undang-Undang Pendidikan Nasional (UUSPN) no. 20 tahun
2003 ”pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu dan siap pula melanjutkan ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Berikut adalah di antara pengertian dan
tujuan pendidikan kejuruan dari berbagai sumber dan pakar pendidikan.
· Pendidikan
Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan
kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. PP 29 tahun 1990
Pasal 1 ayat 3
· Pendidikan
kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar
para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian,
kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya
(Snedden, 1917:8)
· Pendidikan
teknologi dan kejuruan adalah bagian dari pendidikan yang mencatak individu
agar dia dapat bekerja pada kelompok tertentu (Evan, 1978).
· Pendidikan
teknologi dan kejuruan adalah suatu program yang berada di bawah organisasi
pendidikan tinggi yang diorganisasikan untuk mempersiapkan peserta didik
memasuki dunia kerja (Good, 1959).
· United
Congres 1976: Vocational education as organized educational program which are
directly related to the preparation of individuals for paid and unpaid
employment, or for additional preparation for a career requiry other than a
baccalaureate of advance degree.
Dari berbagai definisii di atas
dapat kita kemukakan bahwa pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan
yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan
karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif dan
professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
B.
PRINSIP, KARAKTERISTIK DAN ASUMSI PTK
1.
Prinsip Penyelenggaraan PTK antara
lain :
Pelaksanaan
pendidikan kejuruan yang berbeda dengan pendidikan umum memiliki prinsip dalam
penyelenggaraannya antara lain :
a) PTK akan efektif jika
lingkungan peserta didik dilatih seperti replica di lingkungan kerja.
Untuk
menciptakan suatu suasana belajar yang mirip dengan dunia kerja dan dunia
industri, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan prasarana. Ketersediaannya
bengkel yang lengkap dengan alat dan bahannya akan memberikan pengalaman
belajar yang hampir sama dengan di lapangan sehingga ketika peserta didik
berinteraksi langsung dengan dunia industri, telah memiliki kemandirian dan
keterampilan kerja sesuai yang diharapkan. Untuk membuat suatu replica sesuai
lingkungan kerja, maka diperlukan biaya yang besar sehingga kami yakin bahwa
tidak semua sekolah kejuruan dapat melakukan hal tersebut karena masalah
pendanaan. Oleh karena itu, kerjasama dengan industri sangat diperlukan untuk
mewujudkan hal ini. Misalnya menerima peserta didik
b) PTK akan efektif Jika
diberikan tugas dengan cara, alat dan tempat kerja seperti di dudi.
Sarana Prasarana belajar mengajar dan praktikum di SMK harus
berstandar dan selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga bermafaat bagi
peserta didik.Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang
menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.
Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan
pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu
diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam
implementasinya tidak salah arah.
c) PTK efektif jika latihan
dapat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir dengan benar.
Menurut Brooks&Broks , 2001 dalam john,2008 dalam
dedy: 2010 bahwa dalam pandangan konstruktivis, guru bukan sekedar memberi
informasi ke pikiran anak, akan tertapi guru harus mendorong anak untuk
mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung dan berfikir secara
kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru merupakan fasilitator
serta harus senantiasa memberi bimbingan motivasi kepada anak untuk selalu
menjadi orang yang baik dalam hal ini mencakup tiga hal pokok yaitu, baik dalam
pendidikan yaitu menguasai pengetahuan, keterampilan(skill), baik dalam
kehidupan social yaitu senantiasa berfikir maju, jujur, berdisiplin tinggi,
serta baik terhadap sang maha pencipta yaitu beriman dan bertaqwa kepada
tuhan yang maha esa sehingga segala sesuatu yang ia lakukan senantiasa
berlandaskan pada etika dan dan agama yang akan memlahirkan sutu
perbuatan/tindakan/ sikap yang baik dan benar.
d)
PTK akan efektif jika gurunya
memiliki pengalaman dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada orasi
kerja yang riil
Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan merupakan salah satu
hal yang fundamental untuk memperoleh kualitas sesuai dengan yang
diharapkan. Para tenaga pendidik kejuruan harus menguasai dan memahami konsep
Pedagogik Kejuruan). Selain itu, mereka juga harus memiliki pengalaman mengajar
dan pengatahuan tentang dunia kerja serta memiliki keahlian di bidangnya. Dengan
memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (mampu mendesain strategi
pembelajaran berlandaskan kurikulum yang telah disempurnakan bersama-sama pemerintah
dan industry. Kemampuan Pedagogik bukan hanya suatu konsep yang
diterapkan secara teoritis tetapi juga menggunakan dan mengembangkannya melalui
pembelajaran yang dilakukan di bengkel/ lab. Sehingga para peserta didik tetap
dikendalikan dengan konsep Pedagogik yang benar sesuai dengan semangat dan jiwa
dari suatu jenis pekerjaan. Sehingga dalam proses belajar mengajar, peserta
didik seakan merasa bahwa mereka berada dalam lingkungan industry yang nyata.
e)
PTK harus memperhatikan
permintaan pasar
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan
mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan
kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya
dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dalam proses
pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada peserta didik pentingnya penguasaan
pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan
efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam kariernya sepanjang hayat. Oleh
karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan diorientasikan pada
permintaan pasar kerja. Orientasi berdasarkan permintaan pasar dapat dilakukan
dengan pengembangan kurikulum yang mempertimbangan perkembangan dunia industri.
f)
PTK
dilaksanakan dengan metode berbasis realitas (work based learning)
Work-Based Learning (WBL) adalah bentuk
pembelajaran kontekstual dimana proses pembelajaran dipusatkan pada tempat
kerja dan meliputi program yang terencana dari pelatihan formal dan mentoring,
dan pencarian pengalaman kerja yang mendapatkan gaji. WBL secara
ekspresif menggabungkan antara pengetahuan teori dengan pengetahuan praktik, WBL
percaya bahwa tempat kerja menawarkan kesempatan yang banyak untuk belajar
seperti di ruang kelas. Sistem magang merupakan salah satu bentuk WBL. Dalam
sistem ini peserta didik belajar dengan seorang ahli atau maestro melalui
pengamatan dan imitasi perilaku dan cara kerjanya dengan intens sehingga bisa
mendapatkan pengalaman spesifik.
g) PTK akan efektif dengan
administrasi dan pengelolaannya fleksibel dan berbasis kebutuhan
Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat
tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah
atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika
terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan
fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara
teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga
kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan
sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan
pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”. Jadi apabila
program keahlian tertentu dibutuhkan oleh
industri, maka perlu dibuka program keahlian
baru dan jika lulusan dari program
keahlian tersebut sudah tidak dibutuhkan oleh masyarakat
industry maka program keahlian tesebut perlu ditutup dahulu untuk
menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh
masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.
h)
Membutuhkan
biaya yang besar tetapi kalau tidak terpenuhi, sebaiknya tidak dipaksakan
Sebesar-besarnya anggaran yang ada tentu tidak dapat
memenuhi semua perkembangan kebutuhan sarana prasarana SMK yang mengikuti
pertumbuhan jumlah peserta didik SMKnya. untuk mempercepat penetrasi pemerataan
ke setiap SMK yang muncul, perlu inovasi bagaimana dapat menciptakan sarana
prasaran yang murah. Karena pemerintah belum sepenuhnya mampu memberikan
fasilitas yang lengkap sesuai yang ada di dunia industri, maka kerjasama antara
dunia industri dan dunia SMK menjadi salah satu jawaban, dimana terdapat
sharing resources untuk beberapa keperluan yang selama ini berjalan masing2.
Sehingga ada efisiensi biaya produksi dan pemasaran yang “cukup sangat
signifikan sekali”.
Oleh
karena itu harus ada kerjasama “seluas-luasnya, kepada semua institusi terkait,
Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk bersama-sama menciptakan perekonomian
indonesia yang lebih baik, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat indonesia
melalui Pengembangan Industri berbasis SMK. Hal ini dapat saling membantu
antara pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.
i)
PTK
akan efektif bila digunakan guru outsourcing yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman tertentu
Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah.
Oleh karena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman
tentang apa yang terjadi sekolah akan banyak membantu mereka memperlancar
tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Tenaga
pendidik dan laboran di SMK harus
benar – benar mempunyai keahlian baik teori maupun
praktek serta selalu dapat mengikuti perkembangan pendidikan
serta teknologi dan merupakan tenaga perdidik yang bersertifikat.
menggunakan guru outsourcing yang benar benar menguasai seluk beluk pekerjaan,
alat, bahan dan lingkungan dunia industri akan memberikan pemahaman konsep
terhadap peserta didik tentang apa yang akan mereka lakukan ketika sampai di
industri sehingga peserta didik betul betul telah siap bekerjja. Hal ini akan
memberikan penghematan terhadap industri karena dapat mengurangi biaya dan
tenaga dalam melakukan training terhadap tenaga kerja baru.
2. Karakteristik
Pendidikan Kejuruan
Substansi
dari pendidikan kejuruan harus menampilkan karakteristik pendidikan
kejuruan yang tercermin dalam aspek-aspek yang erat dengan perencanaan
kurikulum, yaitu :
a. Orientasi (Orientation)
Kurikulum
pendidikan kejuruan telah berorientasi pada proses dan hasil atau lulusan.
Keberhasilan utama kurikulum pendidikan kejuruan tidak hanya diukur dengan
keberhasilan pendidikan peserta didik di sekolah saja, tetapi juga dengan hasil
prestasi kerja dalam dunia kerja. Finch dan Crunkilton (1984 : 12) mengemukakan
bahwa : Kurikulum pendidikan kejuruan berorientasi terhadap
proses (pengalaman dan aktivitas dalam lingkungan sekolah) dan hasil (pengaruh
pengalaman dan aktivitas tersebut pada peserta didik).
b. Dasar kebenaran/Justifikasi
(Justification)
Pengembangan
program pendidikan kejuruan perlu adanya alasan atau justifikasi yang jelas.
Justifikasi untuk program pendidikan kejuruan adalah adanya
kebutuhan nyata tenaga kerja di lapangan kerja atau di dunia usaha dan
industri. Dasar kebenaran/justifikasi pendidikan kejuruan menurut Finch dan
Crunkilton (1984 : 12), meluas hingga lingkungan sekolah dan masyarakat. Ketika
kurikulum berorientasi pada peserta didik, maka dukungan bagi kurikulum
tersebut berasal dari peluang kerja yang tersedia bagi para lulusan.
c. Fokus (Focus)
Fokus
kurikulum dalam pendidikan kejuruan tidak terlepas pada pengembangan
pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu, tetapi harus secara simultan
mempersiapkan peserta didik yang produktif. Finch dan Crunkilton (1984 : 13)
mengemukakan bahwa : Kurikulum pendidikan kejuruan berhubungan langsung dengan
membantu siswa untuk mengembangkan suatu tingkat pengetahuan, keahlian, sikap
dan nilai yang luas. Setiap aspek tersebut akhirnya bertambah dalam beberapa
kemampuan kerja lulusan. Lingkungan belajar pendidikan kejuruan
mengupayakan di dalam mengembangkan pengetahuan peserta didik, keahlian meniru,
sikap dan nilai serta penggabungan aspek-aspek tersebut dan aplikasinya bagi
lingkkungan kerja yang sebenarnya. Seluruh kemampuan tersebut di atas, dapat
dikuasai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang diberikan, yaitu
berupa rangsangan yang diaplikasikan baik pada situasi kerja yang tersimulasi
lewat proses belajar mengajar di sekolah maupun situasi kerja yang sebenarnya
pada dunia usaha atau industri (pembelajaran di dunia kerja). Dari hasil
belajar atau kemampuan yang telah dikuasai diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan diri peserta didik, sehingga mereka mampu bekerja
sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri.
d. Standar keberhasilan di sekolah
(In-school success standards)
Kriteria
untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan
diukur dari keberhasilan peserta didik di sekolah, mengenai beberapa aspek yang
akan dia masuki. Penilaian keberhasilan pada peserta didik di sekolah harus
pada penilaian sebenarnya atau kemampuan melakukan suatu pekerjaan. Dengan kata
lain bahwa dalam standar keberhasilan sekolah harus berhubungan erat dengan keberhasilan
yang diharapkan dalam pekerjaan, dengan kriteria yang digunakan oleh guru
dengan mengacu pada standar atau prosedur kerja yang telah ditentukan oleh
dunia kerja (dunia usaha dan dunia industri).
e. Standar keberhasilan di luar
sekolah (Out-of school success standards)
Penentu
keberhasilan tidak terbatas pada apa yang terjadi di lingkungan sekolah.
Standar keberhasilan di luar sekolah berkaitan dengan pekerjaan atau kemampuan
kerja yang biasanya dilakukan oleh dunia usaha atau dunia industri. Menurut
Starr (1975), bahwa : Walaupun standar keberhasilan beragam antar sekolah dan
antar Negara, tetapi keberhasilan tersebut seringkali mengambil bentuk kepuasan
pegawai dengan keahlian lulusan, suatu persentase tinggi lulusan yang
mendapatkan pekerjaan di bidang persiapan atau dalam bidang yang berhubungan,
kepuasan kerja lulusan, kemajuan yang dialami lulusan. Sebagai contoh, untuk
menentukan keberhasilan di luar sekolah yang sudah dilakukan pada SMK adalah
dengan dilaksanakannya uji level untuk kelas X dan XI, serta uji kompetensi
untuk kelas XII yang dilakukan oleh dunia usaha atau industri berdasarkan
standar kompetensi nasional sesuai bidang keahlian. Standar kelulusan di luar
sekolah (out-of school success standards) dilakukan oleh dunia usaha dan
industri yang mengacu pada standar kompetensi sesuai bidang keahlian atau
produk yang dihasilkan oleh masing-masing industri.
f.
Hubungan kerja sama dengan masyarakat
(School-community relationships)
Suatu
usaha pendidikan harus berhubungan dengan masyarakat, demikian pula dengan pendidikan
kejuruan memiliki tanggung jawab di dalam mempertahankan hubungan yang kuat
dengan berbagai bidang keahlian yang berkembang di masyarakat. Pengertian
msyarakat yang dimakasud adalah dunia usaha dan dunia industri. Penyelenggaraan
pendidikan kejuruan harus relevan dengan tuntutan kerja pada dunia usaha atau
industri, maka masalah hubungan antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha
atau industri merupakan suatu ciri karakteristik yang penting bagi pendidikan
kejuruan. Perwujudan hubungan timbal balik berupa kesediaan dunia usaha
atau industri, menampung peserta didik untuk mendapat kesempatan pengalaman
belajar di lapangan kerja atau industri, merpakan bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan.
g. Keterlibatan pemerintah pusat
(Federal involvement)
Keterlibatan
pemerintah pusat ini berkaitan dengan dana pendidikan yang akan dialokasikan,
karena hal ini akan mempengaruhi kurikulum. Misalnya : Ketentuan jam pengajaran
kejuruan tertentu dan jenis perlengkapan tertentu yang digunakan di bengkel
atau laboratorium dapat membantu perkembangan suatu tingkat kualitas yang lebih
tinggi.
h. Kepekaan (Responsivenenss)
Komitmen
yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja, pendidikan kejuruan
harus mempunyai ciri berupa kepekaan atau daya suai terhadap perkembangan
masyarakat pada umumnya, dan dunia kerja pada khususnya. Perkembangan ilmu dan
teknologi, inovasi dan penemuan-penemuan baru di bidang produksi dan jasa,
besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan kejuruan. Untuk itulah
pendidikan kejuruan harus bersifat responsif proaktif terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi, dengan upaya lebih menekankan kepada sifat adaptabilitas
dan fleksibilitas untuk menghadapi prospek karir peserta didik dalam jangka
panjang.
i. Logistik
Kurikulum
pendidikan kejuruan dalam implementasi kegiatan pembelajaran perlu
didukung oleh fasilitas beajar yang memadai, karena untuk mewujudkan situasi
belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan
edukatif, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik.
Bengkel kerja dan laboratorium adalah kelengkapan utama dalam sekolah kejuruan
yang harus ada sebagai fasilitas bagi peserta didik di dalam mengembangkan
kemampuan kerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri. Kebutuhan
untuk koordinasi program kejuruan yang bekerja sama dengan industri di
masyarakat, berhubungan erat untuk menjalin dan mempertahankan pusat kerja bagi
peserta didik menunjukkan suatu susunan unit permasalahan logistik.
j. Pengeluaran (Expense)
Pengeluaran
rutin sebagai biaya pendidikan pada pendidikan kejuruan yang
menunjang kegiatan pembelajaran, mencakup biaya listrik, air, pemeliharaan dan
penggantian peralatan, biaya transportasi ke lokasi/industri (tempat praktek
kerja/magang) yang jauh dari sekolah. Di samping itu, peralatan harus
diperbaharui secara periodik juga guru berharap untuk memberikan pengalaman
belajar yang sebenarnya bagi peserta didik sebagaimana layaknya di industri,
maka ini bisa menjadi mahal. Yang terakhir yang juga harus menjadi perhatian
adalah pembelian bahan habis sebagai bahan praktikum yang digunakan secara
rutin sesuai dengan program keahlian yang dikembangkan pada SMK masing-masing. Dari
uraian mengenai karakteristik pendidikan kejuruan yang disarikan
dari Finch dan Crunkilton (1984) di atas, dapat dijadikan acuan di dalam
pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan di Indonesia. Kurikulum pendidikan
kejuruan yang dikembangkan di Indoneisa seyogianya mengacu pada karakteristik
sebagai berikut :
- Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja
- Pendidikan kejuruan didasarkan atas kebutuhan dunia kerja
- Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
- Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada “hands-on” atau performance dalam dunia kerja
- Hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci keberhasilan pendidikan kejuruan
- Pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi
- Pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada “learning by doing”
- Pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktek sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri
3.
Asumsi PTK adalah :
Adapun
Asumsi dalam penyelenggaraan PTK antara lain :
a) PTK dapat mengembangkan tenaga kerja
yang marketable
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja
yang siap kerja baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan tertentu.
PTK yang merupakan salah satu institusi yang menyiapka tenaga kerja dituntut
mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh sekolah, masyarakat
dan dunia industri. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang
memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya, memiliki adaptasi dan daya saing
yang tinggi. Untuk dapat mengembangkan tenaga kerja yang dapat bersaing di
pasar industri, maka perlu pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan industri, yang didukung oleh sarana dan prasarana
praktikum yang memadai.
b) PTK didesain untuk menguasai keterampilan
dasar yang essensial untuk dapat berkompetensi di DUDI.
Pendidikan sistem ganda (PSG)
adalah konsep belajar dan bekerja dimana
pelatihan pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan
kompetensi untuk proses yang berhubungan dengan bekerja. Perusahaan
bersedia bekerja sama dalam program PSG
ini dikarenakan ada beberapa alasan dan
keuntungan yaitu dengan memberikan training
maka keberadaanya dinyatakan sebagai lembaga yang
mmeberikan pertimbangan untuk penawaran pelatihan
yang dapat langsung dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa
praktisi secara langsung dapat memperoleh hasil dari perusahaan.
c) Tidak ada dualisme antara Pendidikan
kejuruan dan pendidikan umum
Dualisme pendidikan kejuruan adalah mengarahkan peserta
didik dalam pencapaian kompetensi/ skill untuk menjadi tenaga kerja siap
pakai, dilain pihak menuntut peserta didik dapat menguasai pelajaran umum untuk
dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini merupakan suatu
yang pro kontra. ada yang menerima dengan baik tetapi tidak sedikit pula yang
menentang. Dualisme pendidikan akan memberikan kebebasan kepada peserta didik
dalam menentukan menentukan pilihan, apakah akan melanjutkan ke
pendidikan tinggi ataukah langsung terjun di dunia kerja. Konsekwensinya,
penataan pendidikan di sekolah kejuruan seimbang antara antara pelajaran
kejuruan dengan pelajaran umum. Dalam artian tujuan pendidikan kejuruan
tibdaklah focus, Bahkan jam pelajaran umum cenderung lebih banyak dari jam
pelajaran kejuruan. Hal ini dapat membuat orang berasumsi bahwa apa bedanya SMK
dengan SMU yang dibekali dengan muatan local. Oleh karena itu, sebaiknya
pendidikan kejuruan lebih berfokus kepada pendidikan kejuruan yang tujuan
utamanya adalah memproduksi peserta didik siswi yang siap bekerja yang
memiliki keahlian khusus di bidang tertentu. Dalam penyelenggaraan pendidikan
kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki
konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu,
hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate
of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi
tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan
dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun
pengembangan karir peserta didik.
d) PTK didesain berbasis masafe konomi
oleh kanena itu sangat berperan dan pertumbuhan ekonomi nasional
Lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan
keterampilan/ life skill yang dapat membawanya ke kehidupan yang lebih
baik yaitu memperoleh pekerjaan pada industry atau mendirikan usaha mandiri
untuk menghasilkan uang. Tenaga terampil yang dicetak oleh SMK merupakan
investasi besar dalam mengembangkan perekonomian bangsa. Herdi, 2009, 10th yang
lalu ternyata China lebih terpuruk dibanding kondisi di Indonesia pada tahun
90an. Namun kondisi sekarang jauh lebih baik, dibanding Indonesia. Cukup jauh.
Apa gerangan yang menyebabkannya? Bila dipelajari, salah satu kebijakan
pemerintahan China yang mendukung perkembangan industri di China adalah adanya
pengembangan Vocational School yang disupport oleh pemerintahan untuk menjadi
cikal bakal industri-industri rumahan. Vocational School dberikani
support penuh oleh Pemerintah China agar berkembang menjadi sebuah
pabrik/industri. Industri-industri yang ada diminta berpartner dengan
Vocational School Industri. SDM nya terdiri dari peserta didik2 yang dilatih
dengan real praktek (learning by doing) dan dengan tingkat kedisiplinan
yang tinggi. Sehingga berjalan dengan waktu, China yang semula mempunya produk2
yang dikenal dengan kualitasnya yang kurang baik (ini dikarenakan merupakan
hasil produksi yang baru mulai/tahap belajar) namun kemudian beriring dengan
waktu adanya improvement yang berkelanjutan, akhirnya China dapat membuat
produk dengan kualitas nomor 1. Sekarang China menjadi tempat produksi segala
jenis manufaktur/industri produk dari sebagian besar merk terkenal di dunia,
apakah itu produk jepang, jerman, amerika dll dari mulai otomotif (motor,
mobil), it (laptop, pc, dll), dll semua dibuat oleh di china yang notabene
merupakan hasil dari pengembangan vocational school industri yang didukung
pemerintah dan industrinya.
e) PTK seharusnya dievaluasi
berdasarkan efisiensi ekonomi, relevansi dan kecepatan mendapatkan pekerjaan
Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara
konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value
of return) dari hasil pendidikan kejuruan. Dalam penyelenggaraan pendidikan
kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki
konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu,
hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate
of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi
tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang
sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan
maupun pengembangan karir peserta didik. Relevansi sekolah kejuruan adalah
seberapa besar lulusannya dibutuhlkan oleh dunia usaha dan dunia industri.
Sekolah kejuruan harus benar – benar dievaluasi seberapa besar kontribusinya
terhadap relevansi lulusan terhadap dunia kerjadan terhadap perkembangan
ekonomi. Sekolah kejuruan yang sinergis dengan dunia industry dapat dilihat
dengan lulusannya yang terserap di dunia industri dengan cepat sesuai
dengan bidang keahliannya.
f)
PTK
hendaknya diarahkan untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungannya
Untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungan/ daerah sendiri,
Seharusnya pemerintah daerah dengan kekuasaan otonominya mengetahui dengan
pasti apa keunggulan daerahnya. Berdasarkan produk keunggulan daerahnya, maka
dibangun kompetensi sumber daya manusianya. Misalnya di Bali yang terkenal
dengan pariwisatanya, maka pemerintah daerah fokus pada pembangunan Kompetensi
keahlian yang berbasis pariwisata. Di Jawa Tengah yang terkenal sebagai pusat
budaya dan juga kerajinan furniture, dibangun kompetensi yang berbasis
kerajinan furniture. Di Papua yang kaya emas dan juga kayunya, dibangun
komptensi keahlian emas dan kayu. Dengan demikian terbentuk suatu keahlian yang
khusus, unik dan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Jika selama
ini kita masih sibuk menghabiskan anggaran untuk membangun infra struktur,
misalnya gedung, sekolah dan perlengkapannya atau mengundang investor membangun
industri di daerah. Maka sudah saatnya investasi kita arahkan untuk pembangunan
sumber daya manusianya dulu. Tanpa kompetensi. tanpa adanya “link and match”
antara pendidikan dan dunia industri, maka segala peralatan, gedung dan
investasi menjadi tidak maksimal dan sia-sia.Berapa banyak gedung sekolah
dengan segala peralatannya yang canggih tidak berfungsi dengan baik, karena
tidak ada tenaga ahli yang dapat menjalankannya. Sudah saatnya kita bekerjasama
membangun kompetensi unggulan daerah. Anggaran pendidikan yang begitu besar
seharusnya juga diberikan kepada lembaga pelatihan industri yang sudah terbukti
berhasil, misalnya untuk mendidik tenaga kerja yang trampil dibidang otomotif,
tidak perlu membangun sekolah otomotif sendiri, tapi serahkan dana tersebut
misalnya kepada ASTRA group untuk mengembangkan lembaga pelatihan otomotifnya.
Untuk mencetak tenaga ahli elektronik, berikan anggaran kepada Panasonic Gobel
misalnya untuk memperkuat lembaga pelatihan elektronik yang selama ini hanya
untuk melayani kebutuhan internal.
g)
PTK
di tingkat pendidikan menegah bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pemula
Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah
“link and Match” antara keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia
industri. Bedanya setiap tahun besarnya “gap” itu semakin diperkecil dengan
selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikannya. Jepang saja sebagai
negara industri yang sangat maju masih ada “mis-match” dalam penempatan tenaga
kerjanya.Hal ini diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja
angkatan muda untuk melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau
di UKM (Usaha Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka
ketrampilan bekerja seseorang menjadi meningkat.
h)
PTK
adalah system pendidikan untuk menata system perekonomian nasional.
Pendidikan kejuruan merupakan upaya mewujudkan peserta didik
menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang
berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. Dalam kerangka
ini, dapat dikatakan bahwa lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki
nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum. Penyiapan manusia untuk
bekerja bukan berarti menganggap manusia semata mata sebagai factor
produksi karena pembangumnan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga ne
gara yang baik dan bertanggung jawab serta produktif. Semakin tinggi kwalitas pendidikan dan
pelatihan seseorang, akan semakin produktif orang tersebut, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas nasional dan meningkatkan daya saing tenaga kerja di
pasar global.
C.
MODEL PENYELENGGARAAN PTK BERBASIS
KEBUTUHAN
Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh
kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan
aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam
bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan
perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama,
institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian
peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan
pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi
gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya
perubahan sosial. Mohammad ali, 2009, mengemukakan bahwa Sekurang- kurangnya
ada tiga dimensi pokok yang menjadi tantangan bagi SMK secara regional maupun
nasional yaitu :
1.
Implementasi program pendidikan harus berfokus pada pendayagunaan potensi
sumber daya local, dengan mengoptimalkan kerjasama secara intensif dengan
institusi pasangan
2.
Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pendekatan yang fleksibel sesuai dengan
kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kompetensi yang
diperoleh peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan memiliki
adaptasi yang tinggi
3.
Program pendidikan beljar tuntas dengan melibatkan peran aktif dan partisipatif
para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk optimalisasi peran pemerintah
daerah untuk merumuskan pemetaan kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya
sebagai input bagi SMK dalam penyelenggaraan diklat berkelanjutan. Pendayagunaan
potensi sumber daya local, dengan pelaksanaan kurikulum serta kerjasama dari
pemerintah daerah harus seiring sejalan dalam rangka membuka peluang lebar
pengembangan SMK sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat dan dunia
industri. Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas, SMK sebagai
salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu
memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi
fasilitasnya sangat beragam. Seperti diketahui, bahwa investasi dan pembiayaan
operasional terbesar yang dilakukan oleh pemerintah dalam pendidikan kejuruan
adalah pada sistem SMK. Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat
tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di
wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan
jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran
dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa :
“Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 %
tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah
dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu,
pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”. Penutupan suatu
institusi SMK hanya dimungkinkan jika secara hukum tidak dapat dipertahankan
atau karena adanya tuntutan masyarakat yang sama sekali tidak dapat
dipertahankan atau dihindari. Namun pada dasarnya, tidak ada alasan untuk
menutup SMK selama institusi tersebut masih dapat menjalankan peran dan fungsi
serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.pengembangan (pembukaan)
program keahlian SMK harus Link and
Match dengan kebutuhan pasar kerja. link and match
pada dasarnya adalah supplay-demand dalam arti luas, yaitu dunia
pendidikan sebagai penyiapan SDM, dan individu, masyarakat, serta dunia kerja
sebagai pihak yang membutuhkan. Ada empat aspek kebutuhan yang perlu
diantisipasi oleh pendidikan, yaitu (a) kebutuhan pribdai atau individu, (b)
kebutuhan keluarga, (c) kebutuhan masyarakt/bangsa, dan (d) kebutuhan dunia
kerja atau dunia usaha.Untuk menciptakan link and mach antara pendidikan dan
dunia kerja/ usaha/industri,diperlukan usaha-usaha secara reciprocal antara
kedua pihak. Dunia kerja/usaha/idustri dituntut untuk lebih membuka diri
terhadap pendidikan, baik dalam arti sikap maupun tindakan nyata termasuk
menjadi menjadi tempat magang dan praktek lapangan bagi para peserta didik. Di
pihak lain, dunia pendidikan dituntut untuk melakukan konsolidasi mulai tahap
perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya sehingga kebijakan ini
mempunyai arti yang maksimal, sesuai dengan tujuannya. Adapun strategi dasar
implementasi untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam link and match adalah
:1. Menggiatkan kunjungan lapangan dan praktek lapangan sebagai bagian integral
kurikulum 2. Meningkatkan program magang di dunia usaha/industri 3.
Meningkatkan jumlah dan mutu sarana, prasarana, dan tenaga 4. Meningkatkan daya
tarik SMK sebagai pilihan yang mempunyai prospek yang baik untuk masa depan. Kegiatan
kunjungan ke industri akan memberikan informasi mengenai perkembangan industri,
tenaga kerja yang sangat dibutuhkan dan yang kurang dibutuhkan saat ini. Jadi
apabila program keahlian tertentu dibutuhkan
oleh industri, maka perlu dibuka program
keahlian baru dan jika lulusan dari
program keahlian tersebut sudah tidak dibutuhkan oleh
masyarakat industry maka program keahlian tesebut perlu ditutup dahulu
untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh
masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.
D.
KESIMPULAN
Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yang
diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya
pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif dan
professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan vokasi melayani sistim ekonomi, sistim sosial,
dan politik. Meskipun pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistim
pendidikan secara keseluruhan, namun tentu mempunyai kekhususan atau
karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pendidikan yang lain.
Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan
pendidikannya saja, tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat
kaitannya dengan perencanaan kurikulum. Oleh Karena itu, prinsip, karakteristik
dan asumssi tidak boleh diabaikan pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan
kejuruan.
Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan
tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial
yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas,
dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir.
Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai
media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
rizal,dkk.2009. Dari guru konvensional menuju guru professional. 2009.
Depdiknas.2006.
Kurikulum SMK edisi 2006.Herdi.2009.
Bangun dunia dari diri kita.http://herdiana.blog.com/2009/01/29/industri-berbasis-smk-harga-mati-bagi-home-industri-indonesia/
Bangun dunia dari diri kita.http://herdiana.blog.com/2009/01/29/industri-berbasis-smk-harga-mati-bagi-home-industri-indonesia/
Murniaty,
Nasir. Manajemen strategic dalam pemberdayaan SMK. Perdana Publishing.
Mohammad
ali, 2009. Pendidikan untuk pembangunan nasional. PT Grasindo.2009
Nurkholis.2003.
Manajemen berbasis sekolah, teori model dan aplikasi.
Pardjono.2011.
Makalah. Peran Industry dalam pengembangan SMK.
Wardiman
Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung.
Fajar
Hendro. Arahan pengembangan sekolah menengah Kejuruan
bisnis dan manajemen berbasis sektor Perdagangan di kabupaten
tulungagung. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10251-Paper.pdf
Ilmu
dan aplikasi pendidikan. Tim pengembang ilmu pendidikan FIP UPI. 2007. Grasindo.http://books.google.co.id/books?id=B35Cf_WXgp4C&pg=PA383&dq=kesuksesan+pendidikan+kejuruan&hl=id&ei=os6HToDNBIvJrAeplZGfBQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CD4Q6AEwAw#v=onepage&q&f=fals
Chief
Editor on February 7th, 2009 .Link and match: Keterkaitan dunia
industri dan dunia pendidikan. http://indosdm.com/link-and-match-keterkaitan-dunia-industri-dan-dunia-pendidikan
Kumpulan Ilmu |
Seputar Informasi Terkini © | Template by Blogger Templates Gallery Edit by Kang Nas Powered by Blogger and Google